Diskusi MTN x Majelis Jakarta
Unboxing Willy di 2024
Filsuf Martin Suryajaya menyebut puisi-puisi Willy adalah racikan yang pas antara puisi liris dan kekinian yang riuh dan kacau. Lirisisme menariknya menuju romantik, tetapi kekinian membetotnya ke arah kesantaian. Hantu puisi Indonesia terus menggodanya jadi sepanas Chairil, tetapi Rawamangun hari ini mengajaknya menunggu hujan di Atelir Ceremai. Suatu tarik-ulur terus menerus antara api dan es boba.
Membaca puisi-puisi Willy adalah seperti melihat Chairil Anwar jualan bakso cuanki di masa pandemi, melihat Afrizal Malna magang jadi kasir Indomaret, melihat keseluruhan puisi Indonesia dikemas dalam satu saset kopi susu. Di sana puisi telah menjadi tulang lunak, lama terpanggang hidup dan siap menjadi begitu santai.
Willy Fahmi Agiska, penyair yang merupakan peserta terpilih dalam program Manajemen Talenta Nasional Bidang Sastra akan berbicara berbagai hal tentang puisi ditemani Bardjan (penyair) dan Berto Tukan (akademisi, penulis & peneliti seni).
Place: Atelir Ceremai